MAKALAH FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM



MAKALAH FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pendidikan Islam merupakan pendidikan yang didasarkan pada nilai-nilai ajaran Islam sebagaimana tercantum dalam al-Qur’an dan al-Hadits serta dalam pemikiran para ulama dan dalam praktik sejarah umat Islam.

Dalam prosesnya, pendidikan Islam menjadikan tujuan sebagai sasaran ideal yang hendak dicapai dalam program dan diproses dalam produk kependidikan Islam atau output kependidikan Islam. Adapun ushuliyah menyatakan bahwa: “al-umûr bi maqâshidiha”, bahwa setiap tindakan dan aktivitas harus berorientasi pada tujuan atau rencana yang telah ditetapkan.

Untuk mengetahui ketercapaian suatu tujuan kegiatan yaitu evaluasi. Dengan evaluasi, maka suatu kegiatan dapat diketahui atau ditentukan tarap kemajuannya.  Berhasil atau tidaknya pendidikan Islam dalam mencapai tujuannya dapat dilihat setelah dilakukan evaluasi terhadap output yang dihasilkannya  .

Dengan kata lain penilaian atau evaluasi digunakan sebagai alat untuk menentukan suatu tujuan pendidikan dicapai atau tidak. Atau untuk melihat sejauh mana hasil belajar siswa sudah mencapai tujuannya.

Untuk itu makalah ini akan membahas Tinjauan Filosofis Tentang Evaluasi Pendidikan Dalam Pendidikan Islam.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun permasalahan yang Akan dibahas dalam makalah ini adalah:
  1. Apa Pengertian Evaluasi Pendidikan Islam?
  2. Apa Tujuan Evaluasi ?
  3. Apa Fungsi dan Kegunaan Evaluasi?
  4. Apa Saja Prinsip Evaluasi?
  5. Bagaimana Sistem Evaluasi Pendidikan Islam?
  6. Apa Saja Jenis-Jenis Evaluasi?
  7. Bagaimana Langkah-Langkah Evaluasi?

    1.3 Tujuan Masalah


    1. Untuk Mengetahui Pengertian Evaluasi Pendidikan Islam.
    2. Untuk Mengetahui Tujuan Evaluasi.
    3. Untuk Mengetahui Fungsi dan Kegunaan Evaluasi.
    4. Untuk Mengetahui Prinsip Evaluasi.
    5. Untuk Mengetahui Sistem Evaluasi Pendidikan Islam.
    6. Untuk Mengetahui Jenis-Jenis Evaluasi.
    7. Untuk Mengetahui Langkah-Langkah Evaluasi.

    BAB II
    PEMBAHASAN


    2.1 Pengertian Evaluasi Pendidikan


    Secara Harfiah evaluasi berasal dari bahasa Inggris, Evaluation, yang berarti penilaian dan penaksiran. Dalam bahasa Arab, dijumpai istilah imtihân, yang berarti ujian, dan khataman yang berarti cara menilai hasil akhir dari proses kegiatan. 

    Sedangkan secara istilah, ada beberapa pendapat, namun pada dasarnya sama, hanya berbeda dalam redaksinya saja.

    Oemar Hamalik mengartikan evaluasi sebagai suatu proses penaksiran terhadap kemajuan, pertumbuhan, dan perkembangan peserta didik untuk tujuan pendidikan. 

    Sementara Abudin Nata menyatakan bahwa evaluasi sebagai proses membandingkan situasi yang ada dengan kriteria tertentu dalam rangka mendapatkan informasi dan menggunakannya untuk menyusun penilaian dalam rangka membuat keputusan. 

    Dari beberapa pendapat, dapat ditarik kesimpulan bahwa evaluasi yaitu suatu proses dan tindakan yang terencana untuk mengumpulkan informasi tentang kemajuan, pertumbuhan dan perkembangan (peserta didik) terhadap tujuan (pendidikan), sehingga dapat disusun penilaiannya yang dapat dijadikan dasar untuk membuat keputusan. Dengan demikian evaluasi bukan sekedar menilai suatu aktivitas secara spontan dan insedental, melainkan merupakan kegiatan untuk menilai sesuatu yang terencana, sistematik dan berdasarkan tujuan yang jelas. Jadi dengan evaluasi diperoleh informasi dan kesimpulan tentang keberhasilan suatu kegiatan, dan kemudian kita dapat menentukan alternatif dan keputusan untuk tindakan berikutnya.

    Selanjutnya, Evaluasi dalam pendidikan Islam merupakan cara atau tehnik penilaian terhadap tingkah laku anak didik berdasarkan standar perhitungan yang bersifat komprehensif dari seluruh aspek-aspek kehidupan mental-psikologis dan spiritual religius, karena manusia bukan saja sosok pribadi yang tidak hanya bersikap religius, melainkan juga berilmu dan berketerampilan yang sanggup beramal dan berbakti kepada Tuhan dan masyarakatnya. 

    Evaluasi pendidikan Islam adalah suatu kegiatan untuk menentukan taraf kemajuan suatu aktivitas di dalam pendidikan Islam. Program evaluasi ini diterapkan dalam rangka mengetahui tingkat keberhasilan seorang pendidik dalam menyampaikan materi pelajaran, menemukan kelemahan-kelemahan yang dilakukan, baik berkaitan dengan materi, metode, fasilitas dan sebagainya.

    Oleh karena itu, yang dimaksud evaluasi dalam pendidikan Islam adalah pengambilan sejumlah keputusan yang berkaitan dengan pendidikan Islam guna melihat sejauhmana keberhasilan pendidikan yang selaras dengan nilai-nilai Islam sebagai tujuan dari pendidikan Islam itu sendiri. 

    Jadi evaluasi pendidikan Islam yaitu kegiatan penilaian terhadap tingkah laku peserta didik dari keseluruhan aspek mental-psikologis dan spiritual religius dalam pendidikan Islam, dalam hal ini tentunya yang menjadi tolak ukur adalah al-Qur’an dan al-Hadits. Dengan pelaksanaan evaluasi ini bukan hanya pendidik juga keseluruhan aspek/unsur pendidikan Islam.

    2.2 Tujuan Evaluasi


    Menurut Abdul Mujib dkk, tujuan evaluasi adalah:
    1. Mengetahui kadar pemahaman peserta didik terhadap materi pelajaran, melatih keberanian, dan mengajak peserta didik untuk mengingat kembali materi yang telah diberikan, dan mengetahui tingkat perubahan perilakunya.
    2. Mengetahui siapa diantara peserta didik yang cerdas dan yang lemah, sehingga yang lemah diberi perhatian khusus agar ia dapat mengejar kekurangannya. 
    3. Mengumpulkan informasi yang dapat dipergunakan sebagai dasar untuk mengadakan pengecekan yang sistematis terhadap hasil pendidikan yang telah dicapai untuk kemudian dibandingkan dengan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
    Abudin Nata menambahkan, bahwa evaluasi bertujuan mengevaluasi pendidik, materi pendidikan, dan proses peyampaian materi pelajaran.

    Pendapat senada mengungkapkan bahwa tujuan evaluai yaitu untuk mengetahui penguasaan peserta didik dalam kompitensi/subkompitensi tertentu setelah mengikuti proses pembelajaran, untuk mengetahui kesulitan belajar peserta didik (diagnostic test) dan untuk memberikan arah dan lingkup pengembangan eavaluasi selanjutnya.

    2.3 Fungsi dan Kegunaan Evaluasi


    Seorang pendidik melakukan evaluasi di sekolah mempunyai fungsi sebagai berikut:
    1. Untuk mengetahui peserta didik yang terpandai dan terkurang di kelasnya.
    2. Untuk mengetahui apakah bahan yang telah diajarkan sudah dimiliki peserta didik atau belum
    3. Untuk mendorong persaingan yang sehat antara sesama peserta didik.
    4. Untuk mengetahui kemajuan dan perkembangan peserta didik setelah mengalami pendidikan dan pengajaran.
    5. Untuk mengetahui tepat atau tidaknya guru memilih bahan, metode, dan berbagai penyesuaian dalam kls.
    6. Sebagai laporan terhadap orang tua peserta didik dalam bentuk raport, ijazah, piagam dan sebagainya.
    Pendapat yang hampir sama dikemukakan Hamalik, bahwa fungsi evaluasi adalah untuk membantu peserta didik agar ia dapat mengubah atau mengembangkan tingkah lakunya secara sadar, serta memberi bantuan padanya cara meraih suatu kepuasan bila berbuat sebagaimana mestinya, selain itu juga dapat membantu seorang pendidik dalam mempertimbangkan adequate (cukup memadai) metode pengajaran serta membantu dan mempertimbangkan administrasinya. 

    Kemudian, secara umum ada empat kegunaan evaluasi dalam pendidikan Islam , diantaranya:
    1. Dari segi pendidik, yaitu untuk membantu seorang pendidik mengetahui sejauhmana hasil yang dicapai dalam pelaksanaan tugasnya
    2. Dari segi peserta didik, yaitu membantu peserta didik untuk dapat mengubah atau mengembangkan tingkah lakunya secara sadar ke arah yang lebih baik.
    3. Dari segi ahli fikir pendidikan Islam, untuk membantu para pemikir pendidikan Islam mengetahui kelemahan teori-teori pendidikan Islam dan membantu mereka dalam merumuskan kembali teori-teori pendidikan Islam yang relevan dengan arus dinamika zaman yang senantiasa berubah.
    4. Dari segi politik pengambil kebijakan pendidikan Islam, untuk membantu mereka dalam membenahi sistem pengawasan dan mempertimbangkan kebijakan yang akn diterapkan dalam sistem pendidikan nasional (Islam).

      2.4 Prinsip Evaluasi


      Pelaksanaan evaluasi agar akurat dan bermanfaat baik bagi peserta didik, pendidik ataupun pihak yang berkepentingan, maka harus memperhatikan prinsip-prisip sebagai berikut: 

      1. Valid

      Evaluasi mengukur apa yang seharusnya diukur dengan menggunakan jenis tes yang terpercaya dan shahih. Artinya ada kesesuaian alat ukur dengan fungsi pengukuran dan sasaran pengukuran.

      2. Berorientasi kepada kompetensi

      Dengan berpijak pada kompetensi, maka ukuran-ukuran keberhasilan pembelajaran akan dapat diketahui secara jelas dan terarah.

      3. Berkelanjutan/Berkesinambungan (kontinuitas)

      Evaluasi harus dilakukan secara terus menerus dari waktu ke waktu untuk mengetahui secara menyeluruh perkembangan peserta didik, sehingga kegiatan dan unjuk kerja peserta didik dapat dipantau melalui penilaian. Dalam ajaran Islam sangatlah diperhatikan kontinuitas, karena dengan berpegang prinsip ini, keputusan yang diambil oleh seseorang menjadi valid dan stabil serta menghasilkan suatu tindakan yang menguntungkan.

      4. Menyeluruh (Komprehensif)

      Evaluasi harus dilakukan secara menyeluruh, meliputi kepribadian, ketajaman hafalan, pemahaman, ketulusan, kerajinan, sikap kerja sama, tanggung jawab, dan sebagainya, atau dalam taksonomi Benjamin S. Bloom lebih dikenal dengan aspek kognitif, afektif dan psikomotor. Kemudian Anderson dan Cratwallmengembangkannya menjadi 6 aspek yaitu mengingat, mengetahui, aplikasi, analisis, kreasi dan evaluasi.

      5. Bermakna

      Evaluasi diharapkan mempunyai makna yang signifikan bagi semua pihak. Untuk itu evaluasi hendaknya mudah difahami dan dapat ditindaklanjuti oleh pihak-pihak yang berkepentingan.

      6. Adil dan objektif

      Evaluasi harus mempertimbangkan rasa keadilan bagi peserta didik dan objektif berdasarkan kenyataan yang sebenarnya, tidak boleh dipengaruhi oleh hal-hal yang bersifat emosional dan irasional. Jangan karena kebencian menjadikan ketidakobjektifan evaluasi.

      7. Terbuka

      Evaluasi hendaknya dilakukan secara terbuka bagi berbagai kalangan sehingga keputusan tentang keberhasilan peserta didik jelas bagi pihak-pihak yang berkepentingan, tanpa ada rekayasa atau sembunyi-sembunyi yang dapat merugikan semua pihak.

      8.  Ikhlas

      Evaluasi dilakukan dengan niat dan yang bersih, dalam rangka efisiensi tercapainya tujuan pendidikan dan bai kepentingan peserta didik.

      9. Praktis

      Evaluasi dilakukan dengan mudah dimengerti dan dilaksanakan dengan beberapa indikator, yaitu: a) hemat waktu, biaya dan tenaga; b) mudah diadministrasikan; c) mudah menskor dan mengolahnya; dan d) mudah ditafsirkan

      10. Dicatat dan akurat

      Hasil dari setiap evaluasi prestasi peserta didik harus secara sistematis dan komprehensif dicatat dan disimpan, sehingga sewaktu-waktu dapat dipergunakan.

      2.5 Sistem Evaluasi Pendidikan Islam


      Sistem evaluasi yang dikembangkan dalam oleh Allah Swt dan Rasul-Nya berimplikasikan paedagogis sebagai berikut: 

      1. Untuk menguji daya kemampuan manusia beriman terhadap berbagai macam problema kehidupan yang dihadapi. Seperti tercantum dalam QS. Al-Baqarah: 155

      Artinya: “Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar”

      2. Untuk mengetahui sejauhmana hasil pendidikan wahyu yang telah diaplikasikan Rasulullah SAW kepada umatnya. Seperti tercantum dalam QS. An-Naml: 40

      Artinya: “berkatalah seorang yang mempunyai ilmu dari AI Kitab[1097]: “Aku akan membawa singgasana itu kepadamu sebelum matamu berkedip”. Maka tatkala Sulaiman melihat singgasana itu terletak di hadapannya, iapun berkata: “Ini Termasuk kurnia Tuhanku untuk mencoba aku Apakah aku bersyukur atau mengingkari (akan nikmat-Nya). dan Barangsiapa yang bersyukur Maka Sesungguhnya Dia bersyukur untuk (kebaikan) dirinya sendiri dan Barangsiapa yang ingkar, Maka Sesungguhnya Tuhanku Maha Kaya lagi Maha Mulia”.

      Juga seperti pengevaluasian Nabi Sulaiman terhadap burung hud-hud, seperti tercantum dalam QS. Al-Naml: 27

      Artinya: “berkata Sulaiman: “Akan Kami lihat, apa kamu benar, ataukah kamu Termasuk orang-orang yang berdusta.”

      3. Untuk menentukan klasifikasi atau tingkat hidup keislaman atau keimanan seseorang, seperti pengevaluasian Allah Swt terhadap Nabi Ibrahim yang menyembelihIsmail putera yang dicintainya. Seperti tercantum dalam QS. As-Shaffat: 103-107

      Artinya: “tatkala keduanya telah berserah diri dan Ibrahim membaringkan anaknya atas pelipis(nya), (nyatalah kesabaran keduanya ). Dan Kami panggillah dia: “Hai Ibrahim, Sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpi itu. Sesungguhnya Demikianlah Kami memberi Balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata. Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar.

      4. Untuk mengukur daya kognisi, hafalan manusia dari pelajaran yang telah diberikan pdnya, seperti pengevaluasian terhadap Nabi Adam tentang asma-asma yang diajarkan Allah Swt kepadanya di hadapan para malaikat, seperti tercantum dalam QS. Al-Baqarah : 31

      Artinya: “dan Dia mengajarkan kepada Adam Nama-nama (benda-benda) seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada Para Malaikat lalu berfirman: “Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu mamang benar orang-orang yang benar!”

      5. Memberikan semacam tabsyîr (berita gembira)bagi yang beraktivitas baik, dan memberikan semacam iqab (siksa) bagi mereka yang beraktivitas buruk, seperti tercantum dalam QS. Al-Zalzalah : 7-8

      Artinya: “Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya Dia akan melihat (balasan)nya.Dan Barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrahpun, niscaya Dia akan melihat (balasan)nya pula.

      2.6 Jenis-Jenis Evaluasi


      Jenis-jenis evaluasi yang dapat diterapkan dalam pendidikan Islam adalah: 

      1. Evaluasi Formatif, yaitu penilaian untuk mengetahui hasil belajar yang dicapai oleh para peserta didik setelah menyelesaikan satuan program pembelajaran (kompetensi dasar) pada mata pelajaran tertentu.Jenis ini diterapkan berdasarkan asumsi bahwa manusia memiliki banyak kelemahan seperti tercantum dalam QS. An-Nisa: 28

      Artinya: “Allah hendak memberikan keringanan kepadamu, dan manusia dijadikan bersifat lemah”.

      Dan pada mulanya tidak mengetahui apa-apa, tercantum dalam QS. An-Nahl: 78, sehingga pengetahuan, ketrampilan, dan sikap itu tidak dibiasakan.

      Artinya: “dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur”.

      Untuk itu Allah Swt menganjurkan agar manusia berkonsentrasi pada suatu informasi yang didalami sampai tuntas, mulai proses pencarian, (belajar mengajar) sampai pada tahap pengevaluasian. Setelah informasi itu dikuasai dengan sempurna, ia dapat beralih pada informasi yang lain, tercantum dalam QS. Al-Insyirah: 7-8

      Artinya: “Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain, dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap”.

      2. Evaluasi Sumatif, yaitu evaluasi yang dilakukan terhadap hasil belajar peserta didik setelah mengikuti pelajaran dalam satu semester dan akhir tahun untuk menentukan jenjang berikutnya, seperti tercantum dalam QS. Al-Insyiqaq: 19

      Artinya: Sesungguhnya kamu melalui tingkat demi tingkat (dalam kehidupan)

      3. Evaluasi penempatan (placement), yaitu evaluasi tentang peserta didik untuk kepentingan penempatan di dalam situasi belajar yang sesuai dengan kondisi peserta didik.

      4. Evaluasi Diagnostik, yaitu evaluasi yang dilakukan terhadap hasil penganalisaan tentang keadaan belajar peserta didik, baik merupakan kesulitan-kesulitan maupun hambatan-hambatan yang ditemui dalam situasi belajar mengajar.

      2.7 Langkah-Langkah Evaluasi


      Secara umum, proses pengembangan penyajian dan pemanfaatan evaluasi belajar dapat digambarkan dalam langkah-langkah berikut:
      • Penentuan Tujuan Evaluasi
      • Penyususnan Kisi-kisi soal
      • Telaah atau review dan revisi soal
      • Uji Coba (try out)
      • Penyusunan soal
      • Penyajian tes
      • Scorsing
      • Pengolahan hasil tes
      • Pelaporan hasil tes
      • Pemanfaatan hasil tes

      BAB III
      PENUTUP

      3.1 Kesimpulan


      a. Pengertian Evaluasi Pendidikan Islam

      Evaluasi adalah suatu proses dan tindakan yang terencana untuk mengumpulkan informasi tentang kemajuan, pertumbuhan dan perkembangan (peserta didik) terhadap tujuan (pendidikan), sehingga dapat disusun penilaiannya yang dapat dijadikan dasar untuk membuat keputusan.

      Evaluasi pendidikan Islam adalah suatu proses dan kegiatan penilaian yang terencana terhadap peserta didik dari keseluruhan aspek mental-psikologis dan spiritual religius dalam pendidikan Islam untuk mengetahui taraf kemajuan dalampendidikan Islam.

      b. Tujuan Evaluasi
      1. mengetahui kadar pemahaman peserta didik
      2. mengetahui siapa diantara peserta didik yang cerdas dan yang lemah
      3. mengumpulkan informasi
      c. Fungsi dan Kegunaan Evaluasi

      Fungsi, diantaranya:
      • Untuk mengetahui peserta didik yang terpandai dan terkurang di kelasnya.
      • Untuk mengetahui apakah bahan yang telah diajarkan sudah dimiliki peserta didik atau belum
      • Untuk mendorong persaingan yang sehat antara sesama peserta didik.
      Kegunaan, diantanya:
      • Dari segi pendidik, yaitu untuk membantu seorang pendidik mengetahui sejauhmana hasil yang dicapai dalam pelaksanaan tugasnya
      • Dari segi peserta didik, yaitu membantu peserta didik untuk dapat mengubah atau mengembangkan tingkah lakunya secara sadar ke arah yang lebih baik.
      • Dari segi ahli fikir pendidikan Islam, untuk membantu para pemikir pendidikan Islam mengetahui kelemahan teori-teori pendidikan Islam dan membantu mereka dalam merumuskan kembali teori-teori pendidikan Islam yang relevan dengan arus dinamika zaman yang senantiasa berubah.
      • Dari segi politik pengambil kebijakan pendidikan Islam, untuk membantu mereka dalam membenahi sistem pengawasan dan mempertimbangkan kebijakan yang akn diterapkan dalam sistem pendidikan nasional (Islam).
      d. Prinsip Evaluasi
      1. Valid
      2. Berorientasi kepada kompetensi
      3. Berkelanjutan/Berkesinambungan (kontinuitas)
      4. Menyeluruh (Komprehensif)
      5. Bermakna
      6. Adil dan objektif
      7. Terbuka
      8. Ikhlas
      9. Praktis
      10. Dicatat dan akurat.
      e. Sistem Evaluasi Pendidikan Islam
      • Untuk menguji daya kemampuan manusia beriman terhadap berbagai macam problema kehidupan yang dihadapi
      • Untuk mengetahui sejauhmana hasil pendidikan wahyu yang telah diaplikasikan Rasulullah SAW kepada umatnya
      • Untuk menentukan klasifikasi atau tingkat hidup keislaman atau keimanan seseorang, seperti pengevaluasian Allah Swt terhadap Nabi Ibrahim yang menyembelih Ismail putera yang dicintainya.
      f. Jenis-Jenis Evaluasi
      1. Evaluasi Formatif
      2. Evaluasi Sumatif
      3. Evaluasi penempatan (placement)
      4. Evaluasi Diagnostik,
      g. Langkah-Langkah Evaluasi
      1. Penentuan Tujuan Evaluasi
      2. Penyususnan Kisi-kisi soal
      3. Telaah atau review dan revisi soal
      4. Uji Coba (try out)
      5. Penyusunan soal
      6. Penyajian tes
      7. Scorsing
      8. Pengolahan hasil tes
      9. Pelaporan hasil tes
      10. Pemanfaatan hasil tes

        3.2 Kritik dan Saran


        Demikianlah yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya karena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah ini. Penulis banyak berharap pembaca yang budiman sudih memberikan kritik dan saran yang membengun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan penulisan makalah dikesempatan-kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini berguna dan bermanfaat bagi penulis juga para pembaca yang budiman pada umumnya.

        DAFTAR PUSTAKA


        • Abudin Nata, Manajemen Pendidikan, Mengatasi Kelemahan Pendidikan Islam di Indonesia, (Jakarta: Prenada Media Group, 2008), cet ke.3
        • Abudin Nata, Ilmu Pendidikan Islam,( Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2010), cet I
        • Al-Rasyidin dkk, Filsafat Pendidikan Islam Pendekatan Historis, teoritis dan Prkatis, (Jakarta : Ciputat Press, 2005).
        • Abudin Nata, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Gaya Media Pratama, 2005), cet ke-1
        • Oemar Hamalik, Pengajaran Unit,(Bandung: Alumni, 1982), 106.
        • Arifin, Ilmu Pendidikan Islam, Tinjauan Teoritis dan Praktis Berdasarkan Pendekatan Interdisipliner.
        • Armai Arief, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, (Jakarta: Ciputat Pers, 2002), cet I
        • Mujib & Mudzakir, Ilmu Pendidikan Islam,
        • Arief, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam,
        • Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam,
        • Hamalik, Pengajaran Unit,

        Subscribe to receive free email updates:

        0 Response to "MAKALAH FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM"

        Post a Comment